
Kalau ngomongin tokoh sejarah Indonesia, gak mungkin kita bisa lewatin nama Gajah Mada. Serius deh, tokoh satu ini bukan cuma jadi bintang di buku sejarah zaman sekolah, tapi juga udah kayak ikon persatuan Nusantara. Mulai dari nama kampus, jalan, sampai makanan pun sering pakai nama dia. Tapi siapa sih sebenarnya Gajah Mada? Emangnya bener dia nyatukan Nusantara? Terus kenapa namanya bisa melegenda?
Yuk, kita kulik bareng kisah hidup Gajah Mada dari awal kariernya sampai jadi sosok yang sumpahnya bikin kerajaan-kerajaan di Nusantara pada keringet dingin.
Asal-Usul Gajah Mada: Masih Misterius Tapi Epik
Kalau kamu nyari kapan tepatnya Gajah Mada lahir, siap-siap kecewa—karena gak ada data pasti soal tanggal lahirnya. Bahkan tempat lahirnya pun masih jadi perdebatan para sejarawan. Ada yang bilang dia lahir di Majapahit, ada juga yang sebut dari daerah Sumatera atau Jawa bagian barat. Intinya, dia muncul di era keemasan Kerajaan Majapahit, sekitar awal abad ke-14.
Tapi meskipun data kelahiran misterius, kariernya gak main-main. Dari anak muda biasa, dia naik kelas jadi Mahapatih (semacam perdana menteri) di kerajaan paling berkuasa di tanah Jawa saat itu.
Awal Karier: Dari Prajurit ke Elit
Gajah Mada pertama kali muncul dalam catatan sejarah waktu dia masih jadi prajurit. Dia bukan bangsawan, tapi terkenal cerdas dan punya insting politik serta militer yang tajam. Namanya mulai naik setelah dia berhasil melindungi Raja Jayanegara (raja kedua Majapahit) dari pemberontakan. Saat itu, Gajah Mada dipercaya banget karena kesetiaannya luar biasa.
Setelah kematian Jayanegara, Gajah Mada tetap aktif di lingkar kekuasaan. Dia ikut membantu Tribhuwana Tunggadewi, putri dari Ratu Gayatri, naik takhta. Dan di bawah Tribhuwana inilah, Gajah Mada mulai naik pangkat jadi Mahapatih Majapahit tahun 1331.
Sumpah Palapa: Momen yang Menggema Seantero Nusantara
Nah, ini dia momen paling ikonik: Sumpah Palapa.
Di saat dilantik jadi Mahapatih, Gajah Mada bikin sumpah yang bikin semua orang di Majapahit melongo. Intinya dia bilang:
“Saya tidak akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi) sebelum seluruh Nusantara takluk di bawah Majapahit.”
Gokil gak tuh? Gajah Mada basically bilang, dia bakal puasa kenyamanan pribadi sampai berhasil menyatukan Nusantara.
Dan sumpah ini bukan omong kosong. Beneran dia wujudkan dengan strategi militer, diplomasi, dan dominasi politik ke kerajaan-kerajaan lain.
Ekspansi Besar-besaran: Dari Jawa ke Sumatera, Kalimantan, Sampai Nusa Tenggara
Begitu Gajah Mada pegang kendali, Majapahit mulai bergerak. Perlahan tapi pasti, satu per satu kerajaan ditaklukkan atau diajak gabung. Beberapa di antaranya:
-
Kerajaan Bali: berhasil ditundukkan.
-
Kerajaan di Sumatera kayak Dharmasraya dan Melayu.
-
Kerajaan di Kalimantan Timur dan Selatan.
-
Kerajaan di Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Bahkan kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaya dan sebagian wilayah Filipina Selatan masuk ke pengaruh Majapahit, meskipun lebih ke hubungan tributary (pembayaran upeti) daripada penaklukan militer murni.
Dari situ, Majapahit jadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada zamannya, dan semua itu gak lepas dari tangan dingin Gajah Mada.
Strategi Gajah Mada: Bukan Cuma Main Pedang
Banyak yang mikir Gajah Mada itu cuma jago perang. Padahal dia juga cerdik banget dalam urusan politik dan diplomasi. Dia tahu kapan harus nyerang, kapan harus ngajak aliansi.
Misalnya, dia bikin perjanjian politik lewat pernikahan keluarga kerajaan, menyatukan wilayah tanpa harus perang. Dia juga ngatur birokrasi dan sistem pemerintahan supaya Majapahit gak cuma luas wilayahnya, tapi juga solid struktur pemerintahannya.
Makanya, di bawah Gajah Mada, Majapahit gak cuma jadi kerajaan yang besar, tapi juga maju dan stabil.
Tragedi Perang Bubat: Cacat Sejarah yang Gak Bisa Dilupakan
Meski dikenal hebat, Gajah Mada juga gak luput dari kontroversi. Salah satu insiden yang paling terkenal adalah Perang Bubat tahun 1357.
Ceritanya, Raja Hayam Wuruk (raja Majapahit yang menggantikan Tribhuwana) pengen nikah sama Dyah Pitaloka, putri dari Kerajaan Sunda. Rombongan kerajaan Sunda datang ke Bubat (daerah dekat Majapahit) untuk mengantar sang putri. Tapi Gajah Mada menuntut Sunda tunduk sebagai kerajaan bawahan Majapahit sebelum pernikahan berlangsung.
Tentu aja pihak Sunda tersinggung. Mereka datang untuk aliansi pernikahan, bukan jadi bawahan. Hasilnya? Meledaklah Perang Bubat yang menewaskan hampir seluruh rombongan Sunda, termasuk Raja dan sang putri. Dyah Pitaloka bahkan disebut melakukan ritual bunuh diri (puputan) karena merasa terhina.
Peristiwa ini bikin nama Gajah Mada jatuh di mata banyak orang, terutama di wilayah Sunda. Bahkan ada yang bilang, sejak kejadian itu hubungan antara orang Jawa dan Sunda jadi renggang sampai sekarang (walau ini masih jadi perdebatan juga).
Akhir Karier dan Wafatnya Gajah Mada
Setelah insiden Bubat, Gajah Mada mulai kehilangan dukungan politik. Meskipun Hayam Wuruk masih mempertahankan dia sebagai Mahapatih, tapi pengaruhnya gak seganas dulu. Banyak elite kerajaan mulai menjaga jarak, bahkan beberapa mulai membatasi kekuasaan Gajah Mada.
Gajah Mada wafat sekitar tahun 1364, dan kematiannya dicatat dalam Kitab Pararaton dan Nagarakretagama, dua sumber utama sejarah Majapahit. Menariknya, gak ada yang langsung menggantikan posisinya. Sampai akhirnya Majapahit pelan-pelan mulai mengalami kemunduran pasca kepergiannya.
Warisan Gajah Mada: Legenda yang Gak Pernah Mati
Meski hidupnya gak sempurna, Gajah Mada dikenang sebagai tokoh pemersatu Nusantara pertama. Sampai sekarang, namanya tetap hidup:
-
Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pakai namanya.
-
Jalan-jalan besar di seluruh Indonesia dinamai Gajah Mada.
-
Patung-patung dan reliefnya ada di berbagai museum dan candi.
-
Sering muncul di buku, film, dan game sejarah.
Bahkan dalam konteks nasionalisme, Gajah Mada sering disebut sebagai simbol integritas, keberanian, dan semangat persatuan.
Gajah Mada, Antara Realita dan Legenda
Kisah hidup Gajah Mada emang kayak legenda hidup. Mulai dari asal-usulnya yang misterius, karier militer dan politik yang mengesankan, sampai sumpah dan strateginya yang bikin Majapahit jadi kerajaan superpower pada zamannya.
Tapi dia juga manusia, yang pernah bikin kesalahan fatal seperti Perang Bubat. Justru dari situ kita bisa lihat kalau Gajah Mada bukan tokoh dongeng sempurna, tapi tokoh nyata yang punya pengaruh besar—baik dalam hal kejayaan maupun tragedi.