
Kalau ngomongin sosok ratu paling berpengaruh di dunia, nama Ratu Victoria pasti langsung muncul di urutan atas. Bayangin aja, beliau naik tahta di usia 18 tahun dan memimpin Inggris selama lebih dari 63 tahun! Bahkan sampai ada istilah sendiri buat masa pemerintahannya: Era Victoria. Nggak cuma soal panjangnya masa pemerintahan, tapi gaya hidup, budaya, politik, dan ekonomi dunia juga banyak berubah di bawah kepemimpinannya. Yuk, kita kupas bareng kisah hidup sang ratu yang katanya sih, punya hati sekeras baja tapi penuh kasih juga.
Lahir dari Keluarga Keturunan Kerajaan yang “Nyaris” Biasa Aja
Ratu Victoria lahir dengan nama Alexandrina Victoria pada tanggal 24 Mei 1819, di Istana Kensington, London. Dia anak tunggal dari Pangeran Edward, Duke of Kent, yang merupakan anak keempat dari Raja George III. Sementara ibunya adalah Putri Victoria dari Saxe-Coburg-Saalfeld, bangsawan dari Jerman. Meskipun dia dari keluarga kerajaan, posisi Victoria waktu lahir bukan yang diharapkan jadi ratu suatu saat nanti.
Tapi takdir berkata lain. Gara-gara kematian mendadak dari sejumlah anggota keluarga kerajaan di atasnya (termasuk ayahnya yang meninggal waktu Victoria masih bayi), garis suksesi berubah. Tiba-tiba aja, Victoria jadi calon pewaris takhta. Waktu itu dia masih kecil banget, dan hidupnya jadi makin dikekang karena ibunya (dan penasihatnya yang ambisius) pengen kontrol penuh atas dirinya. Hidupnya diistilahkan sebagai “sistem Kensington” – aturan super ketat yang bikin Victoria hampir nggak bisa ketemu siapa-siapa, kecuali orang-orang yang disetujui ibunya.
Naik Takhta di Usia Muda
Ketika Raja William IV (paman Victoria) meninggal pada 20 Juni 1837, Victoria yang baru berusia 18 tahun langsung naik tahta. Doi jadi Ratu Inggris di usia yang bisa dibilang masih belia banget. Tapi meskipun usianya muda, Victoria langsung nunjukin kalau dia bukan sosok yang bisa diremehkan.
Salah satu hal paling kerasa dari awal pemerintahannya adalah keinginannya untuk mandiri dari kontrol ibunya. Begitu jadi ratu, dia “mendepak” ibunya dan penasihatnya dari urusan istana. Bahkan kamar ibunya dipindahin jauh dari apartemen sang ratu. Ini jadi awal dari pemerintahannya yang penuh dengan ketegasan.
Kisah Cinta Epik: Victoria dan Pangeran Albert
Salah satu bagian paling romantis dari hidup Victoria tentu aja kisah cintanya sama Pangeran Albert dari Saxe-Coburg and Gotha (sepupunya sendiri, by the way). Mereka pertama kali ketemu waktu Victoria umur 17 tahun, dan cuma dua tahun setelah naik tahta, dia ngajak Albert menikah. Yep, Victoria yang lamar duluan! Cinta mereka bukan cuma formalitas politik kerajaan, tapi beneran cinta sejati.
Pernikahan mereka pada tahun 1840 melahirkan 9 anak, yang kelak jadi penguasa dan bangsawan di berbagai negara Eropa. Bahkan Victoria dijuluki sebagai “Grandmother of Europe” karena keturunannya tersebar di banyak kerajaan.
Pangeran Albert bukan cuma suami yang dicintai Victoria, tapi juga penasihat penting. Albert punya andil besar dalam banyak proyek sosial dan kebudayaan, termasuk Pameran Besar 1851, yang nunjukin kejayaan teknologi Inggris saat itu.
Sayangnya, kisah cinta ini berakhir tragis. Pada tahun 1861, Albert meninggal mendadak karena tifus. Victoria terpukul banget dan berduka selama sisa hidupnya. Dia sering mengenakan pakaian hitam dan menarik diri dari kehidupan publik untuk waktu yang lama. Bahkan rakyat sempat khawatir karena ratu mereka seperti “menghilang” dari urusan negara.
Era Victoria: Inggris di Puncak Dunia
Di bawah pemerintahan Ratu Victoria, Inggris menjelma jadi kekuatan global superpower. Masa ini dikenal sebagai Era Victoria, yang berlangsung dari tahun 1837 sampai 1901. Apa aja sih yang bikin era ini spesial?
1. Revolusi Industri
Teknologi dan industri berkembang gila-gilaan. Mulai dari kereta api, mesin uap, sampai sistem pabrik, semuanya makin canggih dan tersebar ke seluruh penjuru Inggris. Ini bikin ekonomi Inggris meledak dan menciptakan banyak lapangan kerja (walau juga ada eksploitasi kelas pekerja sih).
2. Ekspansi Kolonial
Dulu ada ungkapan: “The sun never sets on the British Empire” alias matahari nggak pernah terbenam di Kekaisaran Inggris. Soalnya, Inggris punya koloni di hampir semua benua. Di bawah Victoria, India, Australia, Kanada, dan Afrika makin kuat dikendalikan Inggris.
Tahun 1876, Victoria bahkan dikasih gelar tambahan: “Empress of India” alias Kaisar India.
3. Moral dan Budaya
Era Victoria juga identik dengan nilai-nilai konservatif: moralitas tinggi, kehidupan keluarga yang kuat, dan sopan santun. Tapi jangan salah, di balik itu semua, masyarakat kelas bawah tetap berjuang keras buat hidup. Diskriminasi, kemiskinan, dan isu sosial tetap membayangi.
Tantangan Politik dan Sosial
Meskipun masa pemerintahannya identik dengan kemajuan, bukan berarti semuanya mulus. Victoria menghadapi banyak tantangan, mulai dari upaya pembunuhan, ketegangan politik antara monarki dan parlemen, sampai protes dari buruh dan kelompok masyarakat miskin.
Tapi Ratu Victoria punya cara unik buat tetap relevan. Dia nggak sok-sokan sok tahu, tapi juga nggak cuek. Dia belajar dari penasihatnya, terutama Perdana Menteri seperti Lord Melbourne dan Benjamin Disraeli, dan tahu kapan harus tampil dan kapan harus mundur.
Seiring berjalannya waktu, sistem monarki konstitusional Inggris semakin mapan—ratu tetap jadi simbol negara, tapi urusan politik dijalankan oleh parlemen. Dan Victoria paham banget posisi ini.
Akhir Hidup Ratu Victoria
Setelah memerintah selama 63 tahun dan 216 hari, Ratu Victoria akhirnya meninggal dunia pada 22 Januari 1901, di usia 81 tahun, di Osborne House, Isle of Wight. Kematian Victoria menandai berakhirnya era viktorian dan membuka jalan bagi zaman baru di bawah putranya, Raja Edward VII, yang menandai dimulainya Era Edwardian.
Pemakaman Victoria dihadiri oleh banyak kepala negara dan bangsawan Eropa—banyak di antaranya masih punya hubungan darah dengannya. Sampai sekarang, jenazahnya dimakamkan bersama suami tercinta, Albert, di Frogmore Mausoleum.
Warisan Ratu Victoria: Lebih dari Sekadar Nama
Ratu Victoria mungkin udah tiada, tapi warisannya tetap hidup sampai sekarang. Banyak kota, jalan, bahkan negara bagian dinamai berdasarkan namanya—kayak Victoria di Australia atau Victoria Falls di Afrika.
Lebih dari itu, dia meninggalkan contoh kepemimpinan yang kuat namun manusiawi. Di masa penuh perubahan, Victoria jadi simbol stabilitas dan identitas nasional bagi rakyat Inggris. Bahkan di masa modern, banyak yang menganggap beliau sebagai figur ratu ideal—kuat, setia, dan penuh rasa tanggung jawab.
Ratu Victoria, Sang Ratu Legendaris
Ratu Victoria bukan cuma ratu biasa. Dia adalah simbol era penuh perubahan—baik secara industri, sosial, budaya, maupun politik. Dari gadis muda yang terkekang sistem Kensington, dia tumbuh jadi sosok pemimpin besar yang namanya dikenang sepanjang masa. Hidupnya penuh warna: cinta, duka, tanggung jawab, dan kekuasaan.
Di balik semua gelar megahnya, Ratu Victoria tetap manusia biasa yang harus menghadapi kehilangan dan kesepian. Tapi dia tetap berdiri, memimpin negaranya melewati masa-masa sulit dan membawanya jadi salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah.
Jadi, kalau kamu ingin belajar tentang kekuatan, konsistensi, dan bagaimana jadi pemimpin tanpa kehilangan sisi manusiawi, kisah hidup Ratu Victoria layak banget buat dijadikan inspirasi.