Kisah Hidup Xanana Gusmão Dari Pejuang Gerilya ke Presiden Timor Leste

xanana gusmao
xanana gusmao

Kalau ngomongin tokoh yang punya peran besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, nama Xanana Gusmão wajib banget masuk daftar. Sosok satu ini gak cuma dikenal sebagai mantan Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste, tapi juga seorang pejuang yang bener-bener berjuang dari bawah—dari hutan, dari balik penjara, sampai akhirnya berdiri gagah sebagai pemimpin negaranya sendiri.

Kisah hidupnya penuh lika-liku, perjuangan, dan tekad baja buat mewujudkan mimpi: Timor Leste yang merdeka dan berdaulat. Yuk kita kupas tuntas perjalanan hidup Xanana Gusmão dengan bahasa santai, tapi tetap padat informasi!

Awal Kehidupan: Anak Kampung dengan Semangat Besar

Nama lengkapnya adalah Kay Rala Xanana Gusmão, lahir pada 20 Juni 1946 di sebuah desa kecil bernama Laleia, di wilayah Manatuto, Timor Portugis (sekarang Timor Leste). Xanana berasal dari keluarga sederhana, anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya seorang petani, dan ibunya ibu rumah tangga.

Dari kecil, Xanana sudah menunjukkan jiwa kepemimpinan dan semangat belajar yang tinggi. Ia sekolah di seminari Katolik selama beberapa tahun, tapi gak selesai karena harus bantu keluarganya.

Xanana sempat kerja jadi pegawai administrasi di pemerintahan kolonial Portugis, dan juga sempat nyambi jadi jurnalis dan penulis puisi. Yup, siapa sangka pemimpin gerilya ini punya jiwa seni dan suka nulis puisi? 😄

Masa Kolonial dan Awal Gerakan Kemerdekaan

Timor Leste saat itu masih dijajah Portugal. Tapi setelah revolusi di Portugal tahun 1974, koloni-koloninya dikasih kesempatan buat merdeka. Di sinilah muncul berbagai partai politik di Timor Leste, salah satunya FRETILIN (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente).

Xanana gak langsung gabung FRETILIN, tapi akhirnya tertarik karena visi mereka jelas: kemerdekaan total dari penjajahan. Sayangnya, belum sempat merdeka beneran, Indonesia malah masuk dan menjadikan Timor Timur sebagai provinsi ke-27 tahun 1975.

Nah, sejak saat itu, hidup Xanana berubah 180 derajat.

Gerilya Melawan Indonesia

Xanana Gusmão kemudian bergabung dengan sayap militer FRETILIN, yaitu Falintil (Forças Armadas de Libertação Nacional de Timor-Leste). Di sinilah peran heroiknya dimulai. Dia jadi salah satu komandan penting dalam perang gerilya melawan militer Indonesia.

Bertahun-tahun dia hidup di hutan, memimpin pasukan dengan logistik terbatas, berstrategi dengan cerdik, dan tetap mempertahankan semangat rakyat Timor Timur untuk tetap memperjuangkan kemerdekaan.

Pada tahun 1981, Xanana diangkat jadi komandan tertinggi Falintil dan pemimpin de facto gerakan perlawanan. Tapi hebatnya, dia juga mulai menyuarakan pendekatan damai dan diplomasi, sambil tetap bertempur di lapangan.

Ditangkap dan Dipenjara di Indonesia

Tahun 1992, Xanana akhirnya ditangkap di Dili oleh pasukan Indonesia. Penangkapannya sempat jadi berita besar. Ia kemudian dibawa ke Jakarta dan dijatuhi hukuman penjara 20 tahun oleh pengadilan Indonesia.

Tapi, bukannya redup, nama Xanana malah makin bersinar di dunia internasional. Banyak negara dan organisasi HAM mendesak agar dia dibebaskan. Amnesty International sampai nyebut dia sebagai prisoner of conscience, alias tahanan politik.

Selama di penjara Cipinang, Jakarta, Xanana tetap aktif menulis. Ia menulis puisi, surat-surat politik, dan bahkan menggambar. Yang bikin kagum, dari balik jeruji besi dia masih bisa ngatur strategi perjuangan dan menjaga semangat rakyat Timor Leste.

Referendum dan Kemerdekaan Timor Leste

Titik balik datang tahun 1999, saat Presiden BJ Habibie membuka jalan bagi referendum untuk menentukan masa depan Timor Timur. Dalam referendum itu, sekitar 78% rakyat Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia.

Sayangnya, setelah hasil referendum keluar, kekacauan terjadi. Kelompok pro-integrasi bikin kerusuhan besar-besaran, dan banyak warga sipil jadi korban. PBB pun turun tangan dengan mengirim pasukan penjaga perdamaian (INTERFET) untuk mengamankan situasi.

Setelah semua kekacauan mereda, Timor Leste akhirnya resmi merdeka pada 20 Mei 2002. Dan siapa lagi yang layak memimpin negara baru itu selain… Xanana Gusmão?

Jadi Presiden Pertama Timor Leste

Pada pemilu pertama Timor Leste tahun 2002, Xanana Gusmão menang telak dan dilantik sebagai Presiden pertama negara baru itu. Hebatnya lagi, dia maju sebagai calon independen — bukan dari partai manapun.

Gaya kepemimpinannya sangat rendah hati. Dia sering blusukan ke desa-desa, ngobrol langsung sama rakyat, dan tetap menjaga gaya hidup sederhana. Dia lebih suka dipanggil “Maun Boot” (Kakak Besar) daripada “Yang Mulia Presiden.”

Jadi Perdana Menteri: Balik Lagi demi Stabilitas

Setelah masa jabatannya sebagai presiden selesai tahun 2007, Xanana gak langsung pensiun. Melihat situasi politik yang belum stabil, dia balik ke pemerintahan — kali ini sebagai Perdana Menteri setelah partainya, CNRT (Congresso Nacional da Reconstrução de Timor), menang di parlemen.

Sebagai PM, Xanana fokus pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan memperkuat ekonomi. Dia juga gencar membangun hubungan baik dengan Indonesia dan negara-negara tetangga lainnya.

Satu hal yang patut diacungi jempol, meskipun dulunya pejuang gerilya, Xanana justru jadi jembatan perdamaian antara Timor Leste dan Indonesia. Bahkan, dia punya hubungan baik dengan banyak tokoh Indonesia, termasuk Gus Dur dan Megawati.

Kembali ke Politik di Usia Tua

Meskipun sempat bilang mau pensiun dari dunia politik, Xanana gak bisa diam melihat negaranya. Tahun 2023, dia kembali mencalonkan diri dan terpilih lagi sebagai Perdana Menteri Timor Leste.

Kembalinya Xanana ke panggung politik membuktikan satu hal: rakyat Timor Leste masih percaya penuh sama dia. Sosoknya dianggap simbol persatuan dan stabilitas di tengah dinamika politik yang masih fluktuatif.

Warisan Besar Xanana Gusmão

Xanana Gusmão bukan sekadar mantan gerilyawan atau politikus. Dia adalah simbol perjuangan, perdamaian, dan rekonsiliasi. Warisannya bisa dilihat dari:

  • Kemerdekaan Timor Leste yang dicapai lewat perjuangan panjang

  • Pendekatan damai dalam hubungan Indonesia-Timor Leste

  • Kepemimpinan yang rendah hati dan dekat dengan rakyat

  • Konsistensinya dalam membangun demokrasi yang sehat

Dia juga dikenal sebagai pemimpin yang punya rasa humor, gak suka formalitas berlebihan, dan selalu tampil sederhana meski menjabat tinggi.

Inspirasi dari Tanah Lorosae

Kisah hidup Xanana Gusmão mengajarkan kita bahwa perubahan besar bisa datang dari seseorang yang memegang teguh prinsip dan berjuang dengan sepenuh hati. Dari hutan belantara, penjara, hingga istana kepresidenan, langkahnya selalu dituntun oleh cinta pada tanah airnya.

Di tengah dunia yang penuh intrik politik, Xanana tampil sebagai pemimpin yang jujur, berani, dan tulus. Sosok yang gak cuma bikin sejarah, tapi juga menginspirasi generasi baru Timor Leste — dan dunia — untuk gak pernah menyerah dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan.

Scroll to Top