
Kalau kamu pernah belajar rumus segitiga siku-siku yang berbunyi a² + b² = c², itu semua berkat seorang pria Yunani kuno bernama Pythagoras. Meskipun hidup ribuan tahun yang lalu, pengaruhnya masih terasa banget sampai sekarang—terutama di pelajaran matematika yang bikin banyak murid geleng-geleng kepala (dan guru matematika senyum-senyum puas).
Tapi siapa sih sebenarnya Pythagoras ini? Cuma tukang hitung-hitungan doang, atau ada hal lain yang lebih menarik dari hidupnya?
Yuk, kita bahas kisah hidup Pythagoras dengan gaya santai tapi tetap penuh makna dan pastinya SEO-friendly!
Awal Kehidupan: Lahir di Pulau Samos
Pythagoras lahir sekitar tahun 570 SM di sebuah pulau kecil bernama Samos, di Yunani. Waktu itu belum ada kalkulator, belum ada laptop, tapi orang-orang udah mulai mikirin tentang angka dan bintang.
Ayahnya bernama Mnesarchus, seorang pedagang perhiasan, dan ibunya bernama Pythais. Keluarganya cukup berada, jadi Pythagoras bisa dapet pendidikan yang oke untuk zaman itu.
Sejak kecil, dia udah kelihatan pinter banget. Gak cuma jago ngitung, dia juga tertarik sama musik, bintang, dan bahkan filosofi alias ilmu tentang hidup.
Petualangan Ilmu: Belajar ke Mesir dan Babilonia
Waktu Pythagoras tumbuh dewasa, dia gak puas cuma belajar di kampung halamannya. Dia pengen ngelihat dunia dan belajar langsung dari sumber-sumber ilmu paling top di masanya. Akhirnya, dia pergi ke Mesir dan Babilonia—dua pusat peradaban yang udah maju banget dalam hal matematika dan astronomi.
Di Mesir, dia belajar geometri, arsitektur, dan berbagai konsep spiritual. Sementara di Babilonia, dia kenalan sama angka-angka misterius dan hitungan bintang-bintang.
Gokilnya, dari perjalanan itulah dia makin yakin kalau dunia ini bisa dijelaskan lewat angka dan pola matematis. Bahkan katanya, “Segala sesuatu adalah angka.” Dalam arti, semua di alam semesta bisa dimengerti kalau kita ngerti polanya.
Balik ke Yunani dan Bikin Sekolah Rahasia
Setelah bertahun-tahun belajar dan merantau, Pythagoras akhirnya balik ke Yunani. Tapi karena keadaan politik di kampung halamannya kurang bersahabat, dia pindah ke sebuah kota bernama Croton (sekarang di Italia bagian selatan).
Di sana, dia mendirikan semacam komunitas ilmiah dan spiritual, yang dikenal sebagai Sekolah Pythagorean. Uniknya, ini bukan sekolah biasa. Anggotanya hidup seperti komunitas tertutup: gak boleh makan daging, gak boleh nyentuh kacang, harus jaga rahasia, dan wajib belajar filsafat serta matematika.
Mereka percaya bahwa hidup harus seimbang, dan jiwa manusia bisa berkembang lewat musik, angka, dan kedisiplinan. Iya, agak kayak sekte, tapi isinya diskusi ilmiah!
Rumus Pythagoras yang Melegenda
Oke, sekarang masuk ke bagian yang bikin namanya abadi: Teorema Pythagoras.
Teorema ini bilang kalau dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi lainnya.
a² + b² = c²
Sederhana? Iya. Tapi luar biasa penting. Teorema ini dipakai di berbagai bidang:
-
Bangunan dan arsitektur
-
Astronomi
-
Navigasi
-
Teknologi modern
Faktanya, walaupun rumus ini udah dipake sama orang Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir, dialah yang pertama kali membuktikannya secara matematis. Dan karena dia yang mempopulerkannya, namanya pun melekat.
Bukan Cuma Matematika: Musik dan Jiwa
Pythagoras juga percaya kalau musik punya hubungan langsung sama angka. Dia nemuin bahwa senar yang panjangnya berbeda tapi berbanding angka sederhana akan menghasilkan nada harmonis.
Dari situ, dia bikin teori bahwa alam semesta ini seperti musik—penuh harmoni dan keteraturan. Dia bahkan bilang bahwa planet-planet mengeluarkan musik saat mereka bergerak di angkasa, yang disebut sebagai “musik sfera” (music of the spheres). Keren, kan?
Akhir Hidup dan Warisan
Pythagoras wafat sekitar 495 SM, kemungkinan besar karena konflik politik atau pemberontakan terhadap komunitasnya. Sayangnya, dia gak meninggalkan tulisan langsung. Semua ajarannya disampaikan secara lisan dan dilanjutkan oleh murid-muridnya.
Tapi warisannya luar biasa. Sampai sekarang, namanya masih diajarkan di sekolah dari SD sampai universitas. Gak cuma itu, dia juga jadi simbol dari hubungan erat antara angka, sains, dan keindahan.
Fakta Menarik Tentang Pythagoras
-
Dia percaya bahwa jiwa bisa reinkarnasi, dan jiwa manusia bisa hidup kembali dalam hewan.
-
Murid-muridnya menyebutnya “The Master”, dan bahkan berdiri saat dia masuk ruangan!
-
Dia punya aturan aneh, salah satunya adalah: “jangan injak garis di tanah.” Simbolisme banget sih, katanya itu tentang menjaga keseimbangan hidup.
Si Jenius yang Bikin Angka Jadi Seni
Pythagoras bukan cuma ahli hitung-hitungan. Dia adalah filsuf, ilmuwan, musisi, dan spiritualis. Dia ngajarin kita bahwa angka gak cuma soal matematika dingin, tapi bisa jadi alat buat memahami alam semesta dan diri kita sendiri.
Dari belajar geometri sampai mikirin harmoni hidup, Pythagoras adalah bukti nyata bahwa ilmu dan filosofi bisa jalan bareng.
Jadi, lain kali kalau kamu lagi pusing ngerjain soal a² + b² = c², inget aja: kamu lagi belajar karya dari seorang jenius yang percaya bahwa dunia ini indah karena angka.