Sejarah Shinsengumi Pasukan Samurai Terakhir Jepang

ilustrasi shinsengumi
ilustrasi shinsengumi

Shinsengumi (新選組) adalah kelompok samurai yang dibentuk pada akhir Periode Bakumatsu (akhir abad ke-19) untuk mendukung Keshogunan Tokugawa dalam menghadapi gerakan yang ingin mengembalikan kekuasaan ke Kaisar Jepang. Mereka dikenal sebagai pasukan elit yang menjaga keamanan Kyoto dan menjadi simbol kesetiaan, kehormatan, serta disiplin ketat dalam dunia samurai.

Meskipun pada akhirnya kalah dalam Perang Boshin dan dibubarkan, Shinsengumi tetap dikenang sebagai kelompok samurai terakhir yang mempertahankan nilai-nilai Bushido di tengah arus modernisasi Jepang. Artikel ini akan membahas asal-usul, peran, serta akhir dari Shinsengumi secara mendalam.


Latar Belakang Sejarah

Pada pertengahan abad ke-19, Jepang mengalami ketidakstabilan politik akibat tekanan dari negara-negara Barat, terutama setelah kedatangan Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat pada tahun 1853. Perry memaksa Jepang untuk membuka pelabuhan bagi perdagangan asing, yang mengguncang sistem pemerintahan Sakoku (politik isolasi) yang diterapkan oleh Keshogunan Tokugawa selama lebih dari dua abad.

Situasi ini menimbulkan dua kubu yang bertentangan:

  1. Pendukung Shogun (Bakufu) – Mereka ingin mempertahankan sistem pemerintahan Keshogunan Tokugawa.
  2. Pendukung Kaisar (Sonno Joi, 尊王攘夷) – Mereka ingin mengembalikan kekuasaan penuh kepada Kaisar dan mengusir orang asing dari Jepang.

Konflik antara kedua kubu ini menciptakan ketidakstabilan dan banyak ronin (samurai tanpa tuan) berkeliaran di Kyoto, menyebabkan peningkatan kriminalitas dan serangan terhadap pejabat pemerintahan.

Untuk mengatasi situasi ini, Keshogunan membentuk pasukan samurai elit yang bertugas menjaga keamanan di Kyoto. Inilah awal mula lahirnya Shinsengumi.

Pembentukan Shinsengumi

Pada tahun 1863, Keshogunan Tokugawa membentuk Roshigumi (浪士組), sebuah pasukan yang terdiri dari samurai dan ronin yang direkrut untuk mengamankan perjalanan Shogun Tokugawa Iemochi ke Kyoto. Namun, setelah tiba di Kyoto, kelompok ini terpecah karena banyak anggotanya justru beralih berpihak kepada Kaisar.

Sebagian kecil yang tetap setia kepada Shogun, yang dipimpin oleh Serizawa Kamo, Kondō Isami, dan Hijikata Toshizō, membentuk pasukan baru bernama Shinsengumi yang secara harfiah berarti “Pasukan Seleksi Baru”. Mereka mendapatkan dukungan resmi dari Bakufu dan diangkat sebagai pasukan kepolisian Kyoto.

Pada awalnya, Shinsengumi terdiri dari sekitar 300 anggota, tetapi hanya segelintir yang bertahan hingga akhir.

Struktur Kepemimpinan Shinsengumi

Berikut adalah beberapa tokoh utama dalam Shinsengumi:

  • Kondō Isami – Komandan utama dan pemimpin karismatik.
  • Hijikata Toshizō – Wakil pemimpin dan otak strategi.
  • Okita Sōji – Kapten unit pertama, terkenal karena keahlian pedangnya.
  • Saitō Hajime – Kapten unit ketiga, ahli strategi dan ahli pedang.
  • Nagakura Shinpachi – Kapten unit kedua.
  • Harada Sanosuke – Kapten unit kesepuluh.

Peran Shinsengumi dalam Sejarah

1. Insiden Ikedaya (1864)

Peristiwa paling terkenal dalam sejarah Shinsengumi adalah Insiden Ikedaya pada 8 Juli 1864. Shinsengumi menggagalkan rencana pemberontakan oleh kelompok Chōshū dan Tosa, yang berencana membakar Kyoto dan menculik Kaisar untuk menggulingkan Keshogunan Tokugawa.

Dalam pertempuran di Penginapan Ikedaya, Okita Sōji, Hijikata Toshizō, dan Saitō Hajime memimpin pasukan kecil yang berhasil mengalahkan sekitar 20 pemberontak. Insiden ini menjadikan Shinsengumi semakin terkenal dan ditakuti.

2. Konflik dengan Pasukan Pro-Kaisar

Setelah keberhasilan di Ikedaya, Shinsengumi semakin aktif menumpas kelompok anti-Shogun. Mereka berpartisipasi dalam beberapa pertempuran, seperti:

  • Pertempuran Fushimi (1868) – Kekalahan besar pertama Shinsengumi melawan pasukan Kaisar.
  • Perang Boshin (1868-1869) – Perang antara pendukung Shogun dan pendukung Kaisar yang berakhir dengan jatuhnya Keshogunan Tokugawa.

3. Perjuangan Terakhir dan Kejatuhan Shinsengumi

Pada tahun 1868, setelah kekalahan besar dalam Pertempuran Toba-Fushimi, Shogun Tokugawa Yoshinobu menyerah dan mundur ke Edo (Tokyo). Meskipun demikian, Shinsengumi tidak menyerah dan terus bertempur.

  • Kondō Isami tertangkap dan dieksekusi pada April 1868.
  • Hijikata Toshizō melanjutkan perlawanan dan bergabung dengan Republik Ezo di Hakodate, tetapi akhirnya gugur dalam Pertempuran Hakodate (1869).

Dengan kematian pemimpin utamanya, Shinsengumi secara resmi bubar.

Warisan dan Pengaruh Shinsengumi

Meskipun kalah, kisah Shinsengumi tetap dikenang dan menjadi inspirasi dalam budaya Jepang. Mereka digambarkan sebagai simbol kesetiaan, keberanian, dan kegigihan dalam menghadapi perubahan.

Shinsengumi juga banyak muncul dalam budaya populer, seperti:

  • Anime & Manga: Rurouni Kenshin, Gintama, Hakuouki.
  • Film & Drama Jepang: When the Last Sword is Drawn, Shinsengumi!.

Hingga kini, nama Shinsengumi masih dikenang dalam sejarah Jepang sebagai kelompok samurai terakhir yang mempertahankan nilai-nilai Bushido.

Shinsengumi adalah salah satu unit samurai paling terkenal dalam sejarah Jepang. Mereka muncul dalam masa transisi yang sulit dan berusaha mempertahankan sistem Keshogunan Tokugawa di tengah perubahan zaman. Meskipun akhirnya kalah dalam Perang Boshin, mereka tetap dikenang karena disiplin ketat, keberanian, dan kesetiaan yang luar biasa.

Melalui berbagai kisah dalam budaya populer, Shinsengumi tetap hidup dalam ingatan banyak orang sebagai legenda terakhir samurai di Jepang.

Scroll to Top