
Alexander the Great, atau yang dikenal dengan nama Aleksander Agung, merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Dia lahir pada 356 SM di Pella, ibu kota Kerajaan Makedonia, yang sekarang bagian dari Yunani. Meskipun usianya sangat muda saat memulai ekspansinya, Alexander berhasil membangun kerajaan yang meliputi hampir seluruh dunia yang dikenal saat itu, dari Yunani hingga Mesopotamia, Mesir, hingga India. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang siapa sebenarnya Alexander the Great, perjalanan hidupnya, serta dampak besar yang ditinggalkannya bagi dunia.
1. Masa Kecil Alexander dan Latar Belakang Keluarga
Alexander lahir sebagai anak dari Raja Filipus II dari Makedonia dan Ratu Olympias. Ayahnya, Filipus II, adalah seorang pemimpin yang sangat cerdas dan ambisius. Di bawah pemerintahannya, Makedonia berkembang menjadi kekuatan besar di Eropa. Namun, masa kecil Alexander tidak hanya diwarnai dengan kemewahan sebagai putra raja. Sejak dini, Alexander sudah diperkenalkan dengan dunia militer dan kepemimpinan.
Raja Filipus II juga memberikan pendidikan yang sangat baik untuk Alexander. Dia belajar filosofi, sastra, geografi, dan sains dari guru terbaik yang bisa didapatkan. Salah satu guru terpentingnya adalah Aristoteles, seorang filsuf besar dari Yunani. Berkat pengaruh Aristoteles, Alexander memiliki pemahaman yang luas tentang ilmu pengetahuan dan budaya Yunani, yang kelak akan memengaruhi cara dia memerintah.
2. Mewarisi Tahta dan Memulai Ekspansi
Pada usia 20 tahun, setelah kematian ayahnya, Alexander naik tahta sebagai Raja Makedonia. Saat itu, banyak wilayah di sekitarnya sedang bergejolak. Namun, Alexander menunjukkan kematangan yang luar biasa untuk usianya, segera mengamankan takhtanya dengan menundukkan pemberontakan di dalam negeri dan menghancurkan para penentangnya.
Setelah itu, Alexander memulai ekspansi besar-besaran yang menjadikannya legenda. Dia ingin membawa budaya Yunani ke seluruh dunia, dan untuk mewujudkan visi itu, dia mulai menaklukkan wilayah-wilayah besar di sekitar Makedonia.
3. Penaklukan Tanah Yunani dan Perang Melawan Persia
Pada awal ekspansinya, Alexander memulai dengan menaklukkan seluruh dunia Yunani. Meskipun wilayah tersebut sudah berada di bawah kendali ayahnya, dia harus memastikan bahwa pasukan Yunani tidak menjadi ancaman bagi pemerintahannya. Setelah menaklukkan Yunani, Alexander melanjutkan rencananya untuk menyerang Kerajaan Persia yang saat itu merupakan kekuatan terbesar di dunia.
Pada tahun 334 SM, Alexander memimpin pasukannya melintasi Hellespont (selat yang memisahkan Eropa dan Asia) menuju Asia Kecil (sekarang bagian dari Turki). Pertempuran pertama yang terkenal adalah Pertempuran Granicus, di mana pasukan Makedonia mengalahkan pasukan Persia yang lebih besar. Kemenangan ini membuka jalan bagi Alexander untuk maju lebih jauh ke wilayah Persia.
Setelah kemenangan di Granicus, Alexander melanjutkan serangannya dan berhasil merebut kota-kota penting seperti Sardis dan Efesus. Namun, yang paling monumental adalah Pertempuran Issus pada 333 SM. Dalam pertempuran ini, meskipun jumlah pasukan Persia jauh lebih besar, Alexander berhasil mengalahkan Darius III, raja Persia yang saat itu sangat kuat. Kemenangan ini memperkuat reputasi Alexander sebagai pemimpin militer yang tak tertandingi.
4. Penaklukan Mesir dan Mendirikan Kota Alexandria
Setelah kemenangan besar di Asia Kecil, Alexander bergerak menuju Mesir. Saat tiba di sana, penduduk Mesir menyambutnya sebagai pembebas dari kekuasaan Persia. Di Mesir, Alexander dihormati dan diakui sebagai firaun. Salah satu pencapaian besar Alexander di Mesir adalah pendiriannya kota Alexandria pada tahun 331 SM, yang kelak menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di dunia kuno.
5. Perjalanan ke Timur: Menaklukkan Persia dan India
Alexander melanjutkan perjalanannya ke timur, menuju Persia, dan akhirnya ke India. Setelah beberapa pertempuran besar, termasuk Pertempuran Gaugamela pada 331 SM, di mana pasukan Makedonia sekali lagi mengalahkan pasukan Persia yang sangat besar, Alexander berhasil menaklukkan seluruh Kekaisaran Persia. Darius III, yang sebelumnya merupakan raja Persia, akhirnya terbunuh, dan Alexander menguasai wilayah yang sangat luas.
Alexander kemudian melanjutkan perjalanan ke India, di mana dia menghadapi Raja Porus dalam Pertempuran sungai Hydaspes pada 326 SM. Meskipun pertempuran ini sangat sengit, Alexander berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Namun, pada titik ini, pasukan Alexander mulai kelelahan dan meminta untuk pulang, sehingga Alexander memutuskan untuk kembali ke Babilonia.
6. Kematian dan Legasi Alexander
Sayangnya, Alexander meninggal pada usia yang sangat muda, tepatnya pada tahun 323 SM, pada usia 32 tahun. Penyebab kematiannya masih menjadi misteri, ada yang mengatakan dia mati karena penyakit malaria, ada pula yang berpendapat bahwa dia diracuni. Namun, meskipun usianya singkat, warisan yang ditinggalkan Alexander sangat besar.
Setelah kematiannya, kerajaan besar yang telah dibangunnya terbagi menjadi beberapa bagian yang dikuasai oleh jenderal-jenderalnya yang dikenal sebagai Diadochi. Meskipun demikian, pengaruh budaya Yunani yang dikenal dengan nama Helenisme menyebar luas ke seluruh wilayah yang ditaklukkan Alexander, dan banyak kebudayaan lokal yang terpengaruh oleh budaya Yunani dalam seni, arsitektur, filsafat, dan ilmu pengetahuan.
7. Dampak Alexander the Great bagi Dunia
Pengaruh Alexander the Great sangat besar dalam berbagai bidang. Di bidang militer, dia dikenang sebagai salah satu jenderal terbesar sepanjang masa. Strategi dan taktik perang yang digunakan Alexander, seperti penggunaan formasi falanks, masih dipelajari hingga sekarang di akademi militer di seluruh dunia.
Di bidang kebudayaan, pengaruhnya juga luar biasa. Penyebaran budaya Yunani ke Timur Tengah, Mesir, Asia Kecil, dan India menghasilkan perpaduan budaya yang dikenal dengan sebutan Helenisme. Banyak kota yang didirikan oleh Alexander, seperti Alexandria, menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Alexandria, khususnya, menjadi rumah bagi Perpustakaan Alexandria yang terkenal, yang menjadi pusat pembelajaran terbesar di dunia kuno.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Alexander juga berperan penting dalam penyebaran pengetahuan ilmiah Yunani. Banyak ilmuwan dan filsuf yang mengikuti ekspedisinya dan mencatat penemuan serta pencapaian-pencapaian besar di berbagai bidang.
Alexander the Great bukan hanya seorang pemimpin militer yang tak tertandingi, tetapi juga seorang visioner yang mampu menyatukan berbagai budaya dan wilayah yang sangat luas. Meskipun kerajaannya tidak bertahan lama setelah kematiannya, dampak yang ditinggalkannya terus terasa hingga saat ini. Warisan budaya dan kebijakannya masih menjadi bahan pembelajaran dan inspirasi bagi banyak orang, dari dunia militer hingga dunia akademik. Alexander the Great tetap menjadi salah satu tokoh terbesar dalam sejarah umat manusia.
Dengan segala pencapaian dan peranannya dalam sejarah, tak diragukan lagi bahwa Alexander the Great adalah salah satu pemimpin paling legendaris yang pernah ada.