
Kalau lo denger nama Matthew Perry, kemungkinan besar pikiran lo langsung ke aktor pemeran Chandler di Friends, kan? Tapi tunggu dulu! Sebelum ada Chandler Bing, dunia udah kenal duluan sama Komodor Matthew C. Perry, seorang perwira Angkatan Laut Amerika Serikat yang punya peran super penting dalam sejarah Asia, khususnya Jepang.
Yup, Komodor Matthew Perry bukan orang sembarangan. Dia adalah orang Barat pertama yang berhasil “membuka” Jepang yang waktu itu lagi menutup diri dari dunia luar. Bisa dibilang, Perry adalah “pemaksa” yang bikin Jepang keluar dari masa isolasinya dan memulai babak baru jadi negara modern.
Nah, daripada lo penasaran terus, yuk kita kulik bareng kisah hidup Komodor Matthew Perry, si diplomat berseragam yang datang bawa kapal hitam dan niat dagang, tapi justru ngebuka gerbang era baru buat Jepang (dan bikin dunia Asia bergejolak!).
Awal Mula Hidup: Lahir di Keluarga Militer
Matthew Calbraith Perry lahir tanggal 10 April 1794 di Newport, Rhode Island, Amerika Serikat. Dari kecil, hidup Perry udah gak jauh-jauh dari nuansa militer. Bokapnya, Christopher Raymond Perry, adalah perwira Angkatan Laut. Kakaknya, Oliver Hazard Perry, bahkan jadi pahlawan dalam Perang 1812.
Bisa dibilang, jadi tentara itu semacam “tradisi keluarga”. Jadi jangan heran kalau Perry muda akhirnya gabung Angkatan Laut waktu masih umur 15 tahun. Ya, 15 tahun, bro. Saat kita masih main layangan, dia udah naik kapal perang.
Ngegas di Dunia Angkatan Laut
Karier Perry di Angkatan Laut bisa dibilang konsisten banget. Dia naik pangkat pelan-pelan tapi pasti. Di awal kariernya, dia sempat ikutan misi ke Karibia, Afrika Barat, bahkan sampai ke pesisir Amerika Selatan.
Tapi Perry gak cuma jago dalam urusan perang. Dia punya otak yang cukup “visioner” buat ukuran perwira tempur. Dia adalah salah satu orang yang ngebela pentingnya modernisasi armada laut. Salah satu pencapaian besarnya adalah dorongannya buat pembangunan kapal perang bertenaga uap di Angkatan Laut AS—yang waktu itu masih didominasi kapal layar.
Karena sikapnya yang disiplin tapi juga berwawasan luas, dia dijuluki sebagai “Father of the Steam Navy” alias bapaknya kapal uap Angkatan Laut AS.
Perry dan Misi “Buka Paksa” Jepang
Sekarang kita masuk ke bagian paling ikonik dari hidup Perry, yaitu misi diplomatik ke Jepang. Tahun 1800-an, Jepang masih menjalankan kebijakan sakoku alias isolasi total dari dunia luar. Jadi, gak ada negara asing yang boleh dagang, masuk, atau apalagi membangun hubungan diplomatik kecuali sedikit pengecualian seperti Belanda di Nagasaki.
Masalahnya, Amerika lagi tumbuh jadi kekuatan ekonomi dan pengen cari pasar baru. Jepang yang posisinya strategis di Asia Timur jelas bikin ngiler. Apalagi kapal-kapal dagang Amerika yang lewat perairan Pasifik butuh tempat buat isi ulang logistik.
Nah, Presiden AS saat itu, Millard Fillmore, akhirnya nunjuk Komodor Matthew Perry buat mimpin ekspedisi diplomatik ke Jepang. Tugasnya: buka hubungan dagang dengan Jepang, entah Jepang mau atau nggak.
Kapal Hitam dan Drama di Teluk Edo
Tahun 1853, Perry tiba di perairan Jepang bawa armada kapal uap hitam gede-gede yang bikin rakyat Jepang shock. Kapal-kapal ini dikasih julukan “Kurofune” atau “kapal hitam” karena ukurannya besar dan mengeluarkan asap hitam dari cerobong.
Lo bayangin, Jepang yang udah 200+ tahun gak banyak kontak dengan dunia luar tiba-tiba disambangi sama kapal monster dari Amerika yang bisa jalan walau gak ada angin. Wajar aja banyak yang ngira Perry bawa sihir atau teknologi dewa.
Perry langsung nyodorin surat dari Presiden AS ke pihak shogun Jepang. Tapi Perry gak cuma numpang lewat. Dia tegas bilang: “Gue bakal balik tahun depan buat ambil jawabannya.” Setelah itu, dia cabut ke Hong Kong dulu buat persiapan.
Misi Kedua: Jepang Gak Bisa Lagi Bilang “Nggak”
Tahun 1854, Perry balik lagi ke Jepang dengan armada yang lebih gede. Kali ini, Jepang bener-bener kepepet. Mereka sadar kalau mereka gak punya kekuatan buat lawan militer Amerika.
Akhirnya, mereka mau gak mau duduk bareng Perry dan menandatangani Konvensi Kanagawa. Ini adalah perjanjian resmi pertama antara Jepang dan negara Barat.
Isinya? Jepang setuju buat buka dua pelabuhan buat kapal AS (Shimoda dan Hakodate), memperlakukan pelaut Amerika yang karam dengan baik, dan membentuk konsulat AS di Jepang. Walaupun kelihatannya kecil, tapi ini ngebuka gerbang modernisasi Jepang yang luar biasa pesat di tahun-tahun setelahnya.
Dampak Besar Perry: Merubah Arah Sejarah Jepang (dan Dunia)
Bisa dibilang, Perry adalah pemicu dari Restorasi Meiji, yaitu transformasi Jepang dari negara feodal jadi negara industri modern. Setelah “pintu dipaksa terbuka” oleh Perry, Jepang mulai sadar kalau mereka harus mengejar ketertinggalan dari Barat.
Mereka mulai belajar teknologi, industri, bahkan sistem militer dan pendidikan dari Barat. Dalam waktu kurang dari 50 tahun, Jepang berubah dari negara yang nyaris tertutup jadi kekuatan industri dan militer yang bisa nandingin Barat.
Semua itu bisa ditelusuri ke satu momen: waktu Perry dan kapal hitamnya muncul di Teluk Edo.
Akhir Hidup Komodor Perry
Setelah misi Jepang itu, Perry pulang ke AS dan disambut sebagai pahlawan. Tapi kesehatannya mulai memburuk. Dia sempat menulis catatan perjalanannya yang kemudian diterbitkan dalam buku berjudul Narrative of the Expedition of an American Squadron to the China Seas and Japan—yang sampai sekarang masih jadi rujukan penting.
Komodor Matthew Perry meninggal tanggal 4 Maret 1858 di New York. Dia dimakamkan di Pemakaman Pulau Governors, dan kemudian dipindahkan ke Newport, kampung halamannya.
Warisan Komodor Matthew Perry
Walaupun metode Perry bisa dibilang agak “kasar”—datang bawa kapal perang sambil senyum—tapi gak bisa dipungkiri kalau dia adalah tokoh yang merubah jalannya sejarah Asia Timur. Namanya masih dikenang di Jepang dan AS sampai hari ini.
Di Jepang, Perry bukan sosok yang dibenci, walau awalnya dia bikin Jepang “takluk”. Banyak orang Jepang justru menganggap Perry sebagai pemantik kebangkitan Jepang ke panggung dunia.
Bahkan, wajahnya sering muncul di buku sejarah Jepang. Di AS, dia dikenang sebagai pelaut brilian, diplomat ulung, dan orang yang punya visi jauh ke depan.
Si “Kapten” yang Gak Main-main
Kalau lo pikir tokoh-tokoh penting dunia itu cuma datang dari medan perang atau panggung politik, Komodor Matthew Perry adalah contoh nyata bahwa diplomasi, strategi, dan kapal hitam pun bisa mengubah dunia.
Dari anak pelaut, jadi pelopor Angkatan Laut modern, lalu bikin Jepang keluar dari gua isolasi 200 tahunan—Matthew Perry bukan cuma tokoh sejarah, tapi game changer yang menghubungkan dua dunia yang beda 180 derajat.
Jadi, kalau lo lewat pelajaran sejarah dan nemu nama Matthew Perry, jangan cuma mikir Friends, bro. Ingat juga sama Komodor kapal hitam yang bikin Jepang bangkit dan bikin dunia gak pernah sama lagi.