Marie Curie Ilmuwan Cewek Pertama yang Ngeborong Nobel dan Bikin Dunia Takjub

marie curie
marie curie

Siapa bilang perempuan gak bisa jadi ilmuwan hebat? Kalau kamu masih percaya itu, artinya kamu belum kenal sama Marie Curie. Sosok satu ini adalah legenda dunia sains. Bukan cuma karena dia pinter banget, tapi juga karena dia punya tekad baja, kerja keras tanpa henti, dan gak pernah mundur walau dunia saat itu lebih mendukung pria.

Yuk, kenalan lebih dekat sama Marie Curie, perempuan tangguh yang jadi orang pertama dalam sejarah yang dapet dua Nobel di dua bidang ilmu berbeda!

Awal Mula: Lahir di Polandia, Dibesarkan dengan Semangat Belajar

Marie Curie lahir dengan nama Maria Sklodowska pada tanggal 7 November 1867, di Warsawa, Polandia. Waktu itu, Polandia masih dijajah Rusia, dan kondisi negaranya jauh dari stabil.

Keluarganya adalah pengajar, jadi dari kecil Marie sudah terbiasa hidup dekat dengan dunia pendidikan. Tapi sayangnya, karena dia perempuan, banyak akses pendidikan tinggi ditutup buat dia. Polandia waktu itu masih sangat patriarkis.

Tapi apakah Marie menyerah? Tentu tidak! Dia terus belajar secara mandiri dan gabung ke universitas bawah tanah yang disebut “Floating University,” tempat anak muda belajar diam-diam dari penjajahan Rusia.

Perjuangan ke Paris: Demi Ilmu, Rela Miskin dan Lapar

Marie tahu kalau dia mau berkembang lebih jauh, dia harus pergi ke tempat yang lebih terbuka untuk perempuan. Maka, pada umur 24 tahun, dia nekat berangkat ke Paris buat kuliah di Sorbonne University.

Gak ada yang mudah di sana. Marie datang ke Paris dengan modal pas-pasan, gak punya uang banyak, tidur di kamar sempit tanpa pemanas, dan sering kelaparan. Tapi itu semua gak ngalahin semangatnya buat belajar.

Dia fokus ambil fisika dan matematika. Gak butuh waktu lama, Marie mulai dikenal sebagai salah satu murid paling brilian di kampusnya.

Ketemu Jodoh dan Partner Riset: Pierre Curie

Di Paris, Marie ketemu Pierre Curie, seorang fisikawan yang juga punya passion besar di bidang sains. Mereka jatuh cinta, dan akhirnya menikah. Tapi hubungan mereka bukan cuma romantis, tapi juga profesional — mereka jadi partner riset sejati.

Dari sinilah petualangan sains mereka dimulai.

Penemuan Hebat: Radio, Polonium, dan Radium

Marie dan Pierre tertarik sama riset tentang sinar misterius yang ditemukan oleh Henri Becquerel, yang nantinya dikenal sebagai radioaktivitas. Mereka mulai meneliti bijih uranium dan menemukan bahwa ada elemen lain yang lebih kuat dari uranium.

Setelah riset panjang dan proses ekstraksi yang super ribet (dan berbahaya!), mereka berhasil menemukan:

  • Polonium – dinamakan sesuai nama negara asal Marie, Polandia

  • Radium – elemen yang super radioaktif dan bercahaya dalam gelap

Penemuan ini jadi gebrakan besar di dunia ilmu pengetahuan. Mereka membuka jalan buat pengembangan teknologi nuklir, pengobatan kanker, dan bahkan pemahaman baru tentang struktur atom.

Penghargaan Nobel Pertama dan Kedua

Tahun 1903, Marie dan Pierre Curie (bersama Becquerel) dianugerahi Nobel Fisika untuk penelitian mereka tentang radioaktivitas.

Tapi kisahnya belum selesai.

Setelah Pierre meninggal dunia tragis akibat kecelakaan kereta kuda tahun 1906, Marie tetap melanjutkan riset sendirian. Walau hatinya hancur, dia gak berhenti berkarya.

Tahun 1911, Marie dianugerahi Nobel Kimia untuk penemuannya soal radium dan polonium. Dia jadi orang pertama yang dapet dua Nobel di dua bidang berbeda!

Perjuangan di Dunia Maskulin

Jangan kira hidup Marie Curie mudah. Waktu itu, dunia ilmiah didominasi pria. Banyak yang gak terima kalau perempuan bisa sepintar itu. Bahkan setelah dapet Nobel, dia tetap dikucilkan dan diragukan oleh banyak ilmuwan cowok.

Tapi Marie gak peduli. Dia terus kerja, terus meneliti, dan terus membuktikan bahwa kemampuan gak ditentukan oleh jenis kelamin.

Peran di Perang Dunia I

Waktu Perang Dunia I, Marie Curie gak tinggal diam. Dia ngembangin mobil X-ray portabel, yang disebut “Petite Curies”, dan pergi langsung ke medan perang buat bantu dokter ngelihat luka para tentara.

Jasa ini menyelamatkan ribuan nyawa, dan dia dianggap sebagai pahlawan bukan hanya di lab, tapi juga di garis depan.

Akhir Hayat: Meninggal karena Radiasi

Sayangnya, zaman itu belum ada perlindungan dari efek radiasi. Marie selama bertahun-tahun bekerja tanpa pelindung — menyentuh zat radioaktif langsung dengan tangan.

Akhirnya, Marie Curie meninggal dunia karena aplastic anemia, penyakit akibat paparan radiasi, pada tanggal 4 Juli 1934.

Ironis, ya… ilmu yang dia cintai sampai akhir hayat juga jadi penyebab kematiannya.

Warisan Marie Curie: Abadi di Dunia Sains

Marie Curie gak cuma ninggalin nama di sejarah, tapi juga:

  • Unit radioaktivitas “curie (Ci)” dinamai dari namanya

  • Putrinya, Irène Joliot-Curie, juga dapet Nobel!

  • Institut Curie di Paris masih aktif dalam riset kanker dan radiasi

  • Namanya jadi inspirasi buat ilmuwan perempuan seluruh dunia

Inspirasi Sejati Buat Semua

Kisah hidup Marie Curie bukan sekadar tentang sains. Tapi juga tentang semangat pantang menyerah, keberanian melawan diskriminasi, dan ketekunan mengejar ilmu.

Kalau kamu merasa jalan hidupmu berat, ingatlah Marie Curie yang belajar sendiri di malam-malam dingin Paris, bertahan dengan sedikit makanan, tapi berhasil mengubah dunia.

Dia bukan hanya ilmuwan. Dia legenda. Dan dia membuktikan bahwa perempuan juga bisa mengubah sejarah.

Scroll to Top